PEKING DUCK atau bebek peking adalah jenis bebek yang akhir-akhir ini menjadi trend konsumsi hidup sehat dari sumber protein hewani. Tekstur dan citarasa daging bebek peking memiliki kekhasan tersendiri, berbeda dengan daging bebek yang lain. Dan yang lebih memberikan sugesti bagi penikmat hidangan daging unggas, kandungan kolesterol daging bebek peking rendah, sehingga tidak sampai menaikkan tensi darah bagi penderita hipertensi...
Baru setahun terakhir ini bebek peking menjadi pembicaraan ramai di dunia kuliner. Padahal, hidangan bebek peking menjadi menu tradisi keluarga di daratan Tiongkok. Bebek peking memang dikhususkan menjadi sumber daging, bukan telurnya. Telur bebek peking hanya dimanfaatkan untuk dijadikan bakal anak bebek peking (DOD).
Pertumbuhan bebek peking relatif cepat, apalagi jika dipacu pertumbuhannya dengan pemberian pakan yang tepat. Dalam waktu tiga bulan, bobot seekor bebek peking dapat mencapai 1,5 sampai 2 kilogram. Pakan unggas ini juga dapat didiversifikasi dengan campuran dedak, sayuran dan nutrisi, disamping pakan pabrik.
Namun sampai saat ini, sangat disayangkan bahwa pangsa pasar bebek peking terbatas, baru masuk di pasaran eksklusif. Hal ini disebabkan karena menu bebek peking baru disajikan di restoran tertentu dan hotel berbintang. Jikapun ada di warung pinggir jalan, disebabkan konsumen di sekitar warung telah mengenal khasiat bebek peking.
Sugesti bahwa daging bebek peking rendah kolesterol cukup menjanjikan bagi konsumen yang ingin tetap menikmati daging dengan tetap dapat mengontrol kesehatannya. Hal tersebut ditambah lagi dengan asumsi bahwa daging bebek dapat juga meningkatkan stamina dan "libido" para penikmatnya.
Prospek bebek peking bagi peternak dan dunia kuliner memang cukup menjanjikan. Satu porsi hidangan bebek peking seharga berkisar 25 ribu rupiah, dari seperempat daging utuh (karkas) bebek, cukup terjangkau bagi kantong konsumen. Bagi pengusaha kuliner, dengan modal pembelian bahan baku daging bebek 60 ribu rupiah per ekornya, sehingga marjin keuntungan dari seekor bebek dapat mencapai 40 ribu rupiah.
Sedangkan bagi kantong peternak, seekor bebeknya dijual 30 ribu rupiah per kilogram. Jadi seekor bebek dengan berat 2 kilogram, dapat dijual seharga 60 ribu rupiah. Dengan modal produksi (cost production) ternak per ekornya rerata 20 ribu, maka pendapatan (benefit) dapat diterima peternak 40 ribu per ekornya.
Tinggal lagi bagaimana trend hidangan sehat, seperti sajian bebek peking, dapat memberikan efek berantai (multiflier effect) dari sisi manfaat. Jawabannya ada pada kita konsumen, para pecinta kuliner, pengusaha dan peternak itu sendiri...
Jumat, 14 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar