JEMBATAN AMPERA adalah jembatan yang melintasi sungai Musi yang membelah Kota Palembang menjadi seberang ulu dan seberang ilir. Jembatan ini dibangun pada masa kemerdekaan, sehingga diberi nama Ampera atau singkatan dari Amanat Penderitaan Rakyat. Jembatan Ampera dengan panjang lebih dari 1 kilometer, dahulunya di bagian tengah dapat dinaikkan untuk memberi kesempatan kapal besar yang berlayar melintas di bawah jembatan. Namun sekarang karena banyak bagian mesin rotor pengangkat jembatan rusak, sehingga jembatan Ampera tidak dinaik-turunkan lagi...
Pada malam hari, jembatan Ampera terlihat berkilau karena lampu-lampu hias yang dipasang di sepanjang jembatan. Cahaya lampu hias memantul di permukaan sungai Musi di bawahnya, menyajikan pemandangan yang indah. Keindahannya banyak mengundang para turis berlama-lama memandang jembatan Ampera yang berdiri anggun.
Pemandangan indah jembatan Ampera dapat dinikmati langsung di atas jembatan, atau di bawah jembatan. Pemandangan dari bawah jembatan atau dari sungai Musi, dapat dinikmati dengan menumpang "ketek" atau perahu motor tradisional, dengan sewa tidak terlalu mahal, antara 25 sampai 50 ribu rupiah per jam.
Jika tidak di atas atau dari bawah jembatan Ampera, pemandangan akan lebih indah lagi jika dinikmati dari sisi seberang ilir, tepatnya dari Benteng Kuto Besak (BKB). Benteng dimana di bagian depannya yang menghadap langsung ke Sungai Musi, terdapat pelataran yang luas. Di pelataran ini banyak para penjual makanan ringan dan asongan, serta lapangan parkir yang tersedia 24 jam.
Sembari menikmati malam cerah di tepian sungai Musi, memandang jembatan Ampera, kita dapat menikmati juga makanan khas Kota Palembang. Ada tukang "mie tektek" atau mie goreng khas jajanan malam, ada tukang "pempek" dan "tekwan" atau "model", ini nama-nama makanan khas Kota Palembang.
Atau jika kita ingin suasana lain penuh romantisme, dapat berkunjung di restoran terapung di tepian Sungai Musi. Atau hanya duduk-duduk santai di bibir sungai Musi di kursi taman BKB yang tersedia sepanjang lebih 1 kilometer.
Apalagi di malam minggu, atau hari libur, atau di bulan Ramadhan, BKB terlihat ramai di pagi hari, sore dan malam hari. Banyak orang yang datang sekedar menikmati semilir angin sungai Musi nan indah dengan pemandangan jembatan Ampera yang megah, sembari menghabiskan waktu menunggu berbuka puasa.
Jembatan Ampera memang indah, di pagi, sore dan malam hari. Jembatan Ampera memang mampu menyajikan pemandangan eksotis di balik historinya yang panjang. Banyak kenangan orang-orang yang mengenal dan memandang jembatan Ampera. Termasukkah anda...?
Salam PALM
Rabu, 26 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar