AGENDA menjadi alat bantu yang penting bagi setiap orang yang sibuk dengan kerja, kegiatan dan rutinitas yang tak henti setiap waktunya. Alat ini dapat menjadi menu harian atau urut sistematika aktivitas seseorang secara individual atau kelompok, lembaga, instansi, institusi, kantor dan organisasi secara kolektif. Sebagai alat bantu, agenda mempunyai peran cukup penting, misalnya dalam hal sebagai catatan dalam setiap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, maupun pengawasan, bahkan menjadi "track" rekam jejak dinamika aktivitas yang telah, sedang atau akan terjadi. Atau, hanya sekedar media "curhat" sebagai teman komunikasi intrapersonal...
Pada satu perumpamaan, agenda adalah processornya sebuah sistem kerja yang urut dan terencana, dengan akses serta dampak yang terukur atau terdefinisi dalam tulisan. Sebagai instalasi processor, tentu saja agenda dapat menjadi duplikasi memori pemikiran individu manusia sebagai subjeknya, yang tertuang dalam catatan berbentuk tulisan.
Berbahaya sekali misalnya, agenda seseorang jatuh ke tangan orang lain, apalagi orang tersebut jelas-jelas kompetitor atau musuh persaingan kerja, maka duplikasi memori sang pemilik agenda akan terdeteksi dan bisa jadi menjadi bahan "plagiat" yang selanjutnya diklaim sebagai milik sang penemu agenda. Jadilah, ide, gagasan atau pemikiran sang empunya agenda jatuh "take over" kepada "sang plagiat" yang tentu saja menafikan suatu orisinalitas intelektual.
Justifikasi hak cipta (property right) dari sebuah karya cerdas pihak lain (piracy atau pembajakan), sudah seringkali terjadi secara luas pada segmen berlapis, baik secara individu, kelompok ataupun massal. Dan sudah seringkali juga menjadi hal yang "lumrah", lantas kemudian berlalu begitu saja dibawa angin terbang ke dunia "antah berantah".
Peringatan dini yang dapat diambil hikmah dari guratan tulisan ini adalah, hati-hati dalam membuat, membawa dan menyimpan sebuah agenda. Karena darinya dapat muncul sesuatu yang tidak terduga, di luar prediksi dan bisa jadi berdampak kepada beban psikologis, yaitu mengakibatkan rasa penyesalan berkepanjangan.
Dari kegunaan dan kekuatan sebuah agenda juga dapat muncul ide-ide kreatif, gagasan inovatif dan pemikiran cerdas konstruktif. Pada beberapa individu, agenda tidaklah menjadi penting atau alat bantu kinerja. Mereka lebih mengandalkan ingatan otak sebagai "CPU" (processor) dalam aktivitas keseharian.
Otodidakasi mereka yang tidak menggunakan alat bantu pengingat, dapat melebihi kekuatan agenda dalam menyimpan memori untuk diaktualisasikan dalam gerak aktivitas sepanjang hayat. Tidak banyak orang seperti itu, namun mereka ada dan telah membuktikan kekuatan hati dan fikiran untuk menghasilkan mahakarya bernama gagasan cemerlang...
Salam PALM
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar