KOLANG-KALING atau juga dikenal dengan "beluluk" adalah bahan baku olahan dari buah dari tanaman aren (Arenga pinnata) yang banyak dijumpai pada bulan puasa (Ramadhan) sebagi sajian buka puasa. Buah aren merupakan buah majemuk, dalam satu tandan malai terdapat serombongan buah. Kolang-kaling berasal dari daging buah, sama seperti buah tanaman jenis Palmae lainnya. Ukuran buah aren kecil, sebesar pinang atau bola pimpong. Warna kulit buah hijau tua dengan sabut dan tempurung tipis. Dan buah aren yang masih bergetah dapat mengakibatkan gatal-gatal...
Dalam satu tandan buah aren, dapat menghasilkan sampai 10 kilogram kolang-kaling. Cara pengolahan dari buah aren menjadi kolang-kaling sederhana dan tradisional. Buah aren yang masih melekat di tandannya dilepas, kemudian direbus dalam air mendidih untuk menghilangkan getahnya yang dapat membuat gatal.
Setelah buah aren direbus, maka akan mudah mengupas sabut dan tempurungnya untuk diambil daging buah. Daging buah aren inilah yang disebut sebagai kolang-kaling. Untuk selanjutnya, kolang-kaling direndam dalam air dingin agar awet. Jika air terus disalin (diganti) setiap harinya, kolang-kaling dapat tahan selama 2 minggu.
Pada bulan suci Ramadhan, permintaan konsumen terhadap kolang-kaling cukup tinggi. Hal ini berhubungan dengan tradisi keluarga dalam menyajikan hidangan berbuka puasa melengkapi minuman dan makanan dengan kolang-kaling.
Banyak variasi minuman dan makanan khas Indonesia yang memasukkan kolang-kaling sebagai pelengkap atau campuran, seperti es campur, es buah, es cincau, dan minuman dingin lainnya. Untuk sajian makanan khas juga banyak yang melengkapinya dengan kolang-kaling, seperti jenis kolak, dari kolak pisang sampai kolak duren.
Bulan puasa memang bulan penuh berkah, misalnya saja petani aren yang mendapat rezeki tambahan tahunan dari tanaman aren. Selain gula aren, ijuk, lidi dan manfaat lainnya dari tanaman aren, juga dihasilkan kolang-kaling yang laris manis pada bulan puasa.
Harga per kilogram kolang-kaling sekarang berkisar antara 3 ribu sampai 5 ribu rupiah di tingkat desa, dan bisa mencapai 15 ribu rupiah per kilogramnya di kota. Harga ini relatif terjangkau, karena 1 kilogram kolang-kaling dapat diramu menjadi pelengkap hidangan berbuka untuk banyak variasi makanan dan minuman.
Untuk keluarga besar yang beranggotakan lebih dari 10 orang, 1 kilogram kolang-kaling dapat memuaskan dalam sajian berbuka sampai 2 atau 3 hari. Dan untuk keluarga kecil yang hanya tak lebih dari 5 orang, maka dengan 1 kilogram kolang-kaling cukuplah untuk pelengkap sajian berbuka selama 1 minggu.
Kolang-kaling memang menjadi bahan makanan eksotis dan khas bulan puasa di negeri ini. Sumber bahan baku kolang-kaling juga merupakan tanaman khas Indonesia, aren. Darinya, banyak variasi masakan yang dapat dibuat ibu-ibu untuk hidangan berbuka puasa keluarga tercinta...
Salam PALM
Kamis, 27 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar