Sabtu, 18 Juli 2009

PALM KIDS

PALM KIDS makna sederhananya adalah anak-anak Palm. Istilah ini pun menjadi salah satu nama sekolah swasta yang ada di Indonesia, tempat dimana anak laki-laki pertamaku "Alfi Aushaf Fernanda" bermain dan belajar di Palm Kids Kindegarten & Play Group School, dua tahun yang lalu. Sekarang Alfi sudah duduk di kelas dua Sekolah Dasar Negeri.

Saat Alfi belajar di Palm Kids, banyak hal yang justru kita orang tua dapatkan untuk dipahami dan dimaknai secara harfiah. Mulai dari obsevasi tumbuh kembang anak yang luar biasa, sampai bagaimana kemampuan intelegensi anak yang menakjubkan. Ketika itupun, kita tahu bagaimana memaknai betapa dari egoisnya sang anak, sampai menjadi santun dan ber-emphaty dengan lingkungan sosialnya. Dan satu hal yang mengagetkan, dari hasil tes IQ yang diadakan di Palm Kids School, Alfi memiliki IQ lebih tinggi 4 digit diatas IQ aku, ayahnya...
Alfi dan Palm Kids School-nya telah menjadi gambaran pola pendidikan anak usia dini zaman modern. Jauh sebelumnya, ketika kita masih kecil, pendidikan serupa belum banyak dan jika ada masih sangat konvensional. Pendidikan usia dini kebanyakan kita alami dengan pola otodidak dan paternalistik. Sekolah kita adalah lingkungan sosial keluarga, dan guru kita adalah ayah, ibu, kakek, nenek, paman, bibi dan kerabat. Jauh dari pola permainan yang merangsang untuk berfikir secara pshycomotoric.

Zaman kita kecil, pelajaran usia dini sangat dipengaruhi oleh karakter orang tua dan keluarga, pendidikan, status sosial dan perekonomian rumah tangga. Kesederhanaan teknologi, otoritas ayah, kelembutan ibu, kolotnya sang kakek nenek, egoisnya paman dan bibi, sedikit banyak mewarnai pembentukan karakter kita pada masa perkembangan otak (usia 1 sampai 3 tahun). Lingkungan sosial kita dahulu yang alamiah, turut mengalirkan naluri, sifat dan kemampuan kita beradaptasi serta berinteraksi.

Zaman kita besar, pelajaran usia dini kita, walaupun tidak sebanding dengan pola pendidikan di Palm Kids School misalnya, ternyata mampu memberikan kekuatan karakter kita. Pelajaran yang mengalir lebih dapat memberikan nuansa bening. Bukan berarti pelajaran yang "terlalu" dipaksakan akan memberikan nuansa "coklat"...

Ada banyak perbedaan, pun banyak kelebihan ketika pendidikan anak-anak layaknya seperti stadia inkubasi benih Palm. Ketika benih menggantung di malai sang induk, ketika siap dia terbang bersama angin, ketika terdampar dia tumbuh dan berkembang, ketika menghasilkan dia dapat berguna untuk apa saja...

Alfi, adiknya Alya, dan anak-anak lain di seantero jagad, tidaklah tahu akan kemana dan seperti apa ketika mereka dewasa. Kita orang tua juga tidak dapat membayangkan akan menjadi apa anak-anak kita nanti. Kekhawatiran dan ketakutan akan datangnya masa ketika anak-anak kita menjadi seperti kita, akan tereliminir manakala kita memahami bahwa anak kita bukan kita.

Anak-anak adalah sosok mereka sendiri, dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Mereka jadi sesosok manusia dewasa bukan semata karena kita, tetapi dapat juga karena ego kita orang tua. Baiknya mereka, bukan semata karena kita baik. Sebaliknya buruknya mereka bisa jadi akibat keegoisan kita orang tua.

Palm Kids, seperti Alfi anak pertamaku, pada saatnya nanti juga akan terbang bersama angin, singgah atau menetap dimanapun. Namun yang pasti, aku berharap dia dapat menjadi apa saja yang berguna... Bagi orang tua, agama, bangsa dan tanah air...

Salam PALM

1 komentar:

  1. saya sangat banga sama sekolah palm kids cuma bagi saya sekolah itu sangat kecil

    BalasHapus