Selasa, 21 Juli 2009

BERI PANCING

BERI PANCING... Demikian nasehat orang tuaku kepadaku ketika ada yang harus kita bantu. Jika kita selalu beri orang ikan dan tinggal makan, maka kita tak lebih akan terus menjadi inang dari benalu-benalu. Tapi ketika kita beri pancing untuk mendapatkan ikan-ikan, maka kita mengajarkan para benalu, bahwa dibutuhkan perjuangan dan kerja keras untuk makan ikan, bukan hanya selalu minta disuapi ikan yang sudah siap santap.

Memancing bukan hanya menjadi pekerjaan untuk mendapatkan hasil tangkapan, lantas kemudian dimakan atau dijual untuk kebutuhan hidup yang lain, seperti pekerjaan para nelayan. Memancing juga menjadi seni dan hobi yang kian marak diminati orang-orang yang bosan dengan rutinitas kehidupan dan kerja yang tidak ada habisnya. Dengan kegiatan memancing, konon dapat melatih kesabaran sekaligus akan mendapatkan kepuasan dan kesenangan tersendiri ketika pancing ditangkap ikan-ikan yang tertarik akan umpan yang diberikan. Dan ternyata, selain kepandaian memancing, umpan juga berperan terhadap hasil tangkapan.

Umpan yang baik, akan membuat ikan-ikan tertarik mendekat, lalu menangkap umpan. Dan sebaliknya umpan yang kurang baik, akan membuat ikan-ikan tidak berminat sama sekali menangkap umpan, atau ikan-ikan tertentu saja yang tidak sengaja menangkap umpan yang diberikan. Nasib dari hasil tangkapan, kadangkala sangat tergantung dari umpan apa yang diberikan, sehingga ikan jenis apa yang diharapkan, dapat diprediksi bahkan dihitung banyak sedikitnya dari korbanan waktu, tenaga dan umpan yang telah disangkutkan di mata pancing.

Selanjutnya kemampuan merasakan dan menentukan daerah tangkapan ikan yang potensial, adalah juga insting yang tidak terabaikan. Percuma memiliki pancing yang bagus dan mahal, umpan yang baik dan mengundang selera tangkapan, namun tidak memiliki "sense of fishing", maka jadilah memancing kegiatan yang membosankan bahkan membuat sang pemancing frustasi. Tidak perlu belajar banyak tentang teknik memancing, karena yang terpenting adalah mengasah ketajaman naluri sebagai "fisherman" yang handal.

Pun demikian jika ilustrasi pancing diibaratkan bisnis. Ketika memulai bisnis baru, taktik dan strategi bisnis adalah nomor sekian. Diperlukan lebih dari sekedar ilmu bisnis. Butuh pancing bisnis yang baik, umpan bisnis yang sexy dan "sense of bisnis" yang spekulatif. Maka jadilah ia pancing yang bisa jadi akan menangkap banyak ikan untuk mengisi pundi bisnis menjadi gurita korporasi yang tangguh. Ketika pancing, umpan, sense dan seabrek syarat yang kadangkala bukanlah prioritas, yang diperlukan selanjutnya adalah "lucky".

Lucky atau keberuntungan, tidaklah selalu menghinggapi para pemancing pemula. Namun juga tidak mesti pemancing senior selalu dihinggapi keberuntungan. Rezeki sebenarnya ada di sepanjang jalan, tinggal kita cari dan temukan. Hal ini berarti rezeki harus dicari, tidak datang sendiri dari langit. Apalagi hanya dengan modal harapan, do'a dan cita-cita...

Butuh kerja keras, ide cerdas dan hati yang ikhlas untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat (benefit) dan bernilai ekonomi (marjin). Pancing tinggallah pancing... Tidak akan mendapatkan ikan, jika tidak dilempar ke air wilayah tangkapan. Umpan tinggallah umpan... Tidak akan ditangkap ikan, jika tidak dikaitkan di pancing yang kuat, tajam dan "bertuah".

Artinya, tetap harus ada pemancing yang memahami manajerial memancing. Dan mestinya ada juga sederetan motivasi, perencanaan, pengorganisasian, action dan evaluasi... Jika sudah lengkap, maka tinggal "go fishing...!"

Salam PALM

1 komentar: