tag:blogger.com,1999:blog-25579366657436086382024-03-14T11:42:43.423+07:00PALMhidup harus lebih dari sekedarnya... seperti benih palm yang dapat tumbuh berkembang dan berguna bagi apa saja...PALMhttp://www.blogger.com/profile/01895355302949382845noreply@blogger.comBlogger85125tag:blogger.com,1999:blog-2557936665743608638.post-38761777922869874332009-10-07T21:31:00.004+07:002009-10-07T21:36:25.957+07:00AMDAL II<a href="http://2.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/Ssymf2jYd-I/AAAAAAAAAOQ/Tr36QWvfAOA/s1600-h/Kolaman.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 134px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/Ssymf2jYd-I/AAAAAAAAAOQ/Tr36QWvfAOA/s200/Kolaman.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5389865920205715426" /></a>Pertanyaan dari kita orang awam barangkali, apa iya diperlukan juga studi AMDAL untuk fasilitas umum? Kan belum terlalu penting untuk sekarang ini? Kalau demikian, mari kita hitung-hitungan alias berkalkulasi dengan matematika sederhana. Misalkan saja, setiap kita setiap harinya buang air kecil. Dari air seni yang kita buang dimanapun, mengandung senyawa amoniak bercampur sulfat dan sianida.<br /><span class="fullpost"><br />Satu hari saja kita keluarkan ¼ liter air seni, jika dikalikan dengan lebih dari 160 ribu orang di kota ini, maka 40 ribu liter air seni tumpah satu harinya. Jika kandungan senyawa beracunnya adalah 10 % saja, maka 4 ribu liter senyawa beracun atau B3 (bahan beracun berbahaya) beredar di sekitar kita.<br /><br />Alaaah… inikan terlalu didramatisir…! Bukankah senyawa beracun tersebut akan netral dengan sendirinya melalui penguapan (evaporasi) atau larut dalam air dan terurai di tanah? <br /><br />Memang betul demikian. Tapi, jika tidak ada lagi tanah serapan akibat permukaan tanah telah ditutupi aspal dan semen, atau air tanah telah tercemar juga dengan zat beracun lainnya, maka mau kemana lagi larinya 4 ribu liter senyawa beracun dari air seni kita pada satu hari itu? Belum lagi 4 ribu liter pada keesokan harinya, kemudian akumulasi pada satu bulannya, bahkan satu tahunnya?<br /><br />Nah, kalau sudah selesai hitung-hitungan, maka saatnya kita bersepakat bahwa studi AMDAL itu penting. Mengapa dan seberapa pentingkah? Karena kita semua setuju bahwa lingkungan yang sehat akan membuat nyaman peri kehidupan, sebaliknya bahwa lingkungan yang tidak sehat akibat pencemaran akan membuat kita selalu khawatir terhadap dampak yang sudah terbayangkan maupun yang belum.<br /><br />Tidak penting seberapa “urgen” studi AMDAL diterapkan di semua lini fisik dan produksi di kota ini. Tapi yang terpenting adalah seberapa banyak yang setuju dengan pemikiran ini dan seberapa banyak “sumber polusi” yang belum di-AMDAL.<br /><br />Karena jika jawabannya adalah masih sedikit yang “care” terhadap persoalan masih sedikitnya tempat-tempat “polutan” yang di-AMDAL, maka naga-naganya kita mesti menggagas “Gerakan anti buang air kecil” atau “Tolak air seni”. Hehehe… jadinya kan tidak masuk akal dan malah melanggar HAMa (Hak Azazi Mbuang air).<br /><br />Salam PALM<br /></span>PALMhttp://www.blogger.com/profile/01895355302949382845noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2557936665743608638.post-6570699395977095222009-10-06T21:27:00.000+07:002009-10-07T21:31:34.996+07:00AMDAL I<a href="http://3.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/Ssylsg1mKmI/AAAAAAAAAOI/v2pE0XC6dEM/s1600-h/Hulu+Kelingi.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 135px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/Ssylsg1mKmI/AAAAAAAAAOI/v2pE0XC6dEM/s200/Hulu+Kelingi.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5389865038203202146" /></a><br /><strong>AMDAL</strong> atau Analisis Mengenai Dampak Lingkungan menjadi persoalan serius ketika sebuah proyek fisik dirampungkan, dan ternyata kemudian barulah dirasakan menimbulkan dampak bagi lingkungan hayati di sekitarnya. Padahal, idealnya adalah semua proyek fisik yang beresiko menjadi polutan (sumber polusi), wajib melakukan studi AMDAL sebelum proyek tersebut dikerjakan, sedang berjalan dan setelah beberapa periode penyelesaiaan.<br /><span class="fullpost"><br />Ironinya, di hampir semua perkotaan di negara agraris ini, studi AMDAL menjadi sesuatu yang dianggap nihilisme alias tidak berarti sama sekali bahkan kalah greget dibandingkan setoran retribusi misalnya. Pada beberapa proyek fisik, urusan AMDAL menjadi belakangan, jika kemudian timbul masalah atau dipermasalahkan. Lebih konyol lagi, dokumen AMDAL dianggap tidak penting dan hanya pemborosan anggaran.<br /> <br />Mari kita lihat secara lebih logis, manakala sebuah proyek fisik yang dibiayai ratusan juta bahkan miliaran, ternyata di kemudian hari justru akan membuat hilang sebuah aset, potensi dan menimbulkan pengeluaran biaya yang lebih besar lagi. <br /><br />Betapa tidak, lihat saja berbagai kasus pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh pabrik, industri dan sarana fisik lainnya, ketika kemudian menjadi sumber bencana alam dan konflik sosial. Bukankah justru akan membuat sang empunya proyek harus menyisihkan budget yang tidak terukur nilainya sebagai bentuk kompensasi?<br /> <br />Mari juga kita lihat bangunan-bangunan fisik dan usaha produksi di daerah ini, apakah sudah dianalisis dampak lingkungannya? Meski sekarang belum terlalu dianggap bermasalah terhadap akses lingkungan, tapi nantinya ketika daerah ini telah semakin tumbuh berkembang menjadi metropolis, apakah juga sudah difikirkan sampai sejauh itu? <br /><br />Jika belum, bukankah akan lebih baik mencegah (antisipatif) daripada memperbaiki atau mereka-ulang (rekonstruksi)? Lalu bagaimana memulainya? Bisa saja dengan telaah observasi dan eksplore potensi dampak lingkungan.<br /> <br />Lalu kemudian, mari kita belajar, misalnya dengan Kota Metro di Lampung Tengah. Usaha tahu-tempe saja, disana sudah diwajibkan melakukan antisipasi dampak lingkungan. <br /><br />Para pengusaha kecil disana, sudah mengurus dokumen AMDAL, dimulai dari UPL (Usaha Pemantauan Lingkungan) dan UKL (Usaha Kelola Lingkungan), sampai pembuatan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) walaupun bentuknya sederhana. <br /><br />Harmonisasi-nya adalah, pihak pemerintah daerah mensubsidi sebagian dana untuk upaya kelola lingkungan bagi pengusaha kecil, dan pihak pengusaha sadar akan arti penting aspek lingkungan bagi keberlanjutan kehidupan usahanya. <br /><br />Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana dengan usaha tahu-tempe di kota kita? Bagaimana juga dengan banyaknya pool karet di sini, yang membuang limbah lansung ke Sungai Kelingi? <br /><br />Pun demikian dengan hotel-hotel berbintang yang tidak peduli dengan IPAL? Lebih celaka lagi, rumah sakit dan klinik kesehatan tidak jelas dikemanakan limbah medisnya? Atau hanya sekedar kompleks perkantoran, pasar dan terminal, juga perumahan?<br /><br />Salam PALM<br /></span>PALMhttp://www.blogger.com/profile/01895355302949382845noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2557936665743608638.post-81857968320633570342009-10-05T21:24:00.000+07:002009-10-07T21:27:32.198+07:00KUE PEMBANGUNAN II<a href="http://2.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsykxD_H4sI/AAAAAAAAAOA/tZYRYkQAel4/s1600-h/Lunggau+plaza.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 136px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsykxD_H4sI/AAAAAAAAAOA/tZYRYkQAel4/s200/Lunggau+plaza.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5389864016846250690" /></a>Kalau saja yang berebutan kue pembangunan adalah orang banyak, seperti halnya rebutan bendera “kembang tangis” saat acara pencukuran anak, tentu tidak akan menjadi pemandangan yang membosankan. Lha ini, yang berebutan justru yang membuat kue atau pemilik kue itu sendiri. Tidak legislatif, tidak eksekutif, sama saja walau mengatasnamakan orang lain yang notabene kroninya sendiri.<br /> <br />Pertengahan sampai akhir tahun 2009 ini, kita tengah diuji dengan bencana alam yang melanda beberapa daerah di tanah air. Jangan berdo’a bencana juga akan datang di daerah ini. Lebih pantas lagi, jangan berbuat “takabur” alias “sok hebat” jika tidak ingin mencicipi “getirnya” kue bencana.<br /><span class="fullpost"><br />Membangun artinya membuat sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada, atau dari yang sudah ada dijadikan lebih berada alias lebih baik. Jika kita mau bersepakat, membangun tidak hanya sesuatu yang bernilai fisik semata. Melainkan juga sesuatu yang bersifat non fisik juga penting.<br /> <br />Kue pembangunan adalah idiomatikal benda fisik yang terlihat. Tetapi apa yang membuat kue itu ada, mengapa kue itu harus ada, bagaimana sampai kue itu ada, harus dideteksi dengan indikator non fisik yang bernama nalar dan apresiasi. Kesalahan kita, seringkali terjadi akibat tidak mampu menginterpretasikan wujud fisik kue pembangunan.<br /> <br />Contohnya saja, mengapa prioritas pembangunan lebih difokuskan kepada sektor pendidikan, kesehatan dan infrastruktur? Jawabannya barangkali karena ketiga sektor tersebut menjadi issue paling menarik untuk diangkat. Justru issue lingkungan yang menjadi pembicaraan hangat tidak menarik untuk dilirik sama sekali. <br /> <br />Kesalahan interpretasinya bisa jadi lebih dikarenakan issue lingkungan akan juga menarik diangkat ketika sudah terjadi “bencana” akibat kerusakan lingkungan. Sebelum terjadinya “insident” tentu issue lingkungan sangat sumir, kabur dan maya.<br /><br />Padahal persoalan lingkungan sangat erat kaitannya dengan pendidikan yang identik dengan penciptaan kelompok intelektual yang berfikir waras, sangat dekat dengan kesehatan yang bersentuhan langsung dengan lingkungan, dan sangat “urgen” dengan infrastruktur yang memiliki signifikasi kuat dengan lingkungan. Tetapi tetap saja kue pembangunan untuk sektor lingkungan menempati nomor urutan paling bawah untuk dibahas di parlemen.<br /><br />Kue pembangunan memang bukanlah kue kembang tahu, yang ketika panas enak dinikmati atau ketika dingin hangat diminum. Kue pembangunan adalah kue tart “blackforest” yang lezat sampai ke detailnya. Walau cuma dapat secuil, kue pembangunan tetap menjadi primadona.<br /><br />Buktinya, semua orang berminat untuk jadi pemborong kue. Kenyataannya, semua orang ramai-ramai mengurus izin pendirian “commanditeur” sebagai syarat untuk “urun-rebut” (bukan urun-rembug) kue-kue pembangunan.<br /><br />Sebuah iklim kompetisi yang sehat, mestinya. Jikalau iklim kondusif tersebut sebagaimana konsep “pasar bersaing sempurna” diterapkan, maka kue pembangunan akan terasa maknanya bagi penerima kue itu sendiri, yaitu masyarakat luas. Namun jika iklim kompetisi cenderung “monopolistik”, maka kue pembangunan tetap akan dinikmati oleh segelintir orang saja. Sama halnya dengan orde lalu dari rezim yang berbeda, tidak ada “renaissance” sama sekali.<br /><br />Kegagalan ekonomi kerakyatan, kata kawan kita Prof. Mubyarto, tidak lain adalah saat dimana dibiarkannya tumbuh subur praktek monopoli. Kecenderungan monopoli ada karena sarat dengan kolusi. Kolusi terjadi karena adanya kedekatan nepotis. Dan ketika fenomena kolaborasi tersebut terjadi, sangat kuat diduga telah terjadi indikasi tindak “korupsi”.<br /><br />Semoga kita masih dilindungi oleh Sang Maha Pencipta dari perebutan kue pembangunan yang berbuah bencana. Dan semoga kue pembangunan benar-benar menjadi pembangun semangat kita semua untuk menjadikan daerah ini maju. Bravo Pak Wali, Bravo Pak Bupati, Bravo Pak Gubernur, Bravo Pak Presiden….!<br /><br />Salam PALM<br /></span>PALMhttp://www.blogger.com/profile/01895355302949382845noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2557936665743608638.post-67475918579422953522009-10-04T21:20:00.000+07:002009-10-07T21:24:28.095+07:00KUE PEMBANGUNAN I<a href="http://3.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsykCHpkdCI/AAAAAAAAAN4/FnjP-b4gAw4/s1600-h/Gor.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 136px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsykCHpkdCI/AAAAAAAAAN4/FnjP-b4gAw4/s200/Gor.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5389863210375738402" /></a>Pertengahan sampai akhir tahun 2009 ini, tahun dimana bencana terjadi hampir di seantero Nusantara, dimulailah proses pelelangan kue pembangunan bernama proyek. Persis lelang kue pangantin sebagaimana tradisi resepsi pernikahan di beberapa bagian wilayah lokal daerah ini. Daerah yang subur tanahnya, juga subur praktek KKN-nya.<br /><span class="fullpost"><br />Seorang kawan pernah berkomentar ringan, untuk secuil kue pembangunan alias jatah proyek, maka kita harus rela berjibaku, bahkan berani malu. Korbanan berupa rupiah dipandang bukan apa-apa, karena disamping itu faktor tulang belakang alias “becking” juga diperlukan. Ditambah lagi dengan kuat tidaknya menanggung malu, karena dituding “pengusaha gurem” atau “preman pasar”.<br /><br />Seorang kawan lainnya juga turut berkomentar, untuk mencicipi jatah kue pembangunan, segala cara dihalalkan. Tak peduli gagasan proyek muncul dari mana, atau ide kegiatan katakanlah datang dari komunitas marjinal alias “wong kecik”, tetap saja diperebutkan laksana durian jatuh dengan sendirinya.<br /> <br />Lebih konyol lagi, para pelaksana kegiatan (dulunya disebut Pimpro) yang semula “icak-icak” takut jadi pimpro tetapi jadi “kegalakan”, sengaja menafikan sebuah kronologis jatuhnya kue pembangunan di instansinya. Padahal dengan arif dan bijaksananya pemimpin daerah ini telah memberikan “warning” agar kue-kue pembangunan dibagi secara adil dan setara, berdasarkan urgensi, spesifikasi dan kredibilitas rekanan.<br /> <br />Tapi nyatanya, memasuki jadwal pelelangan kue pembangunan, praktek-praktek KKN-isme, premanisme bahkan barbarisme tergambar jelas di beberapa tempat pelelangan. Lebih sadis ketika lelang kue pengantin di daerah paling rawan, atau lelang ikan di pasar nelayan paling primitif. Namun itulah realitas.<br /> <br />Secara lateralis seorang kawan balas berkomentar, bahwa jika takut melihat kenyataan seperti itu, maka mundur saja atau berhenti menjadi pemborong. Lebih enak jadi pembohong berkedok intelektual atau jadi wartawan harian “muntaber” (muncul tanpa berita). Karena orang lebih takut dengan orang yang pura-pura pintar ketimbang yang memang benar-benar cerdas. Karena juga orang “keder” dengan wartawan, yang istilahnya kendaraan tanpa plat.<br /> <br />Lantas, kita masyarakat penerima pembangunan, menjadi bingung dan skeptis ketika melihat kenyataan tersebut. Bingung karena tidak punya modal kuat atau mental baja untuk turut jadi penikmat kue pembangunan. Skeptis karena sudah sangat maklum dengan yang namanya pembangunan, masyarakat hanya sebagai penonton bahkan jadi kambing, entah “kambing congek” atau “kambing hitam”.<br /><br />Salam PALM<br /></span>PALMhttp://www.blogger.com/profile/01895355302949382845noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2557936665743608638.post-69040120036758525802009-10-03T21:15:00.000+07:002009-10-07T21:19:23.165+07:00LEBARAN II<a href="http://3.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsyjDIlMEnI/AAAAAAAAANw/3WOZsH_jb58/s1600-h/IMG_2778.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 134px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsyjDIlMEnI/AAAAAAAAANw/3WOZsH_jb58/s200/IMG_2778.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5389862128294040178" /></a>Ketika hari lebaran tiba, sejak subuh udara Persada Indonesia seakan dipenuhi gema kalimat yang mengagung-agungkan asma Sang Khalik. Masjid-masjid penuh sesak, sampai halaman dan lapangan dipenuhi oleh jemaah Shalat Ied. Sungguh ironi karena pada hari-hari biasa, justru para jemaah dapat dihitung dengan jari. Pada hari lebaran, orang-orang yang tidak pernah shalat pun tampak khusyuk di tengah jemaah. <br /><span class="fullpost"><br />Namun, suasana khidmat, khusyuk dan syahdu pada hari lebaran tahun ini seakan sedikit lain. Hal ini barangkali sedikit banyaknya imbas dari kondisi ekonomi keluarga yang riskan akibat fluktuasi harga pasar yang melejit fantastis, melampaui ambang adaptasi dan survive rumah tangga kebanyakan rakyat Indonesia. <br /><br />Lebaran tahun ini memang di tengah suasana krisis. Dampak kenaikan harga sembako, sungguh mengakibatkan penderitaan masyarakat kebanyakan menjadi kian menggunung. Sementara subsidi pemerintah kepada mereka berupa BLT (Bantuan Langsung Tunai) uang senilai 100 ribu rupiah per bulan, tidak utuh diterima, disunat, diselewengkan dan dijual-belikan melalui praktek percaloan setingkat RT. Sehingga justru menambah coreng-moreng wajah Republik ini.<br /><br />Namun, apakah makna lebaran di tengah krisis saat ini akan juga turut mengurangi fenomena unik dan khas menyambut datangnya perayaan hari raya, hari kemenangan umat muslim setelah bertarung melawan hawa nafsu di bulan suci Ramadhan? Jawabannya mari kita tanya kepada para pemimpin kita yang kok tega justru sibuk ngurusi kenaikan gaji dan THR…<br /><br />Atau kita juga boleh bertanya kepada Sang Pencipta, dalam do’a malam gelap tatkala kita sebagai insan kamil merasa teraniaya. “Tuhan, jika Engkau memang tengah menguji kami karena Engkau pandang kami mampu menghadapinya, maka tetap akan kami hadapi juga ujian berat ini. Namun jika Engkau justru memberikan kami azab atas dosa-dosa kami dan pemimpin kami yang semakin bangga dengan dosa-dosanya, maka ampuni kami dan mereka…”<br /><br />“Ampuni juga dosa para koruptor, ampuni dosa para provokator, ampuni dosa para penyebar teror, termasuk juga ampuni dosa-dosa para pengemis THR. Jikapun Engkau tidak berkenan, maka tetap ampuni kami yang tanpa sadar membiarkan hal-hal tersebut terjadi… Dan ampuni juga mereka, karena mereka tetap hamba-Mu…”<br /><br />“Karena niat kami pada hari lebaran tahun ini, sama seperti lebaran tahun sebelumnya, yaitu mendapat ridho dan ampunan-Mu. Sehingga kami dapat kembali pada fitrah kami sebagai manusia biasa yang tak luput dari dosa-dosa…” <br /><br />Salam PALM<br /></span>PALMhttp://www.blogger.com/profile/01895355302949382845noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2557936665743608638.post-33141583896227530252009-10-02T21:10:00.000+07:002009-10-07T21:15:36.765+07:00LEBARAN I<a href="http://2.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsyhtXs-gpI/AAAAAAAAANo/bYNI2_01U68/s1600-h/IMG_2789.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 134px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsyhtXs-gpI/AAAAAAAAANo/bYNI2_01U68/s200/IMG_2789.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5389860654884487826" /></a><strong>Lebaran</strong> atau perayaan hari raya Idul Fitri, barangkali agak berbeda dengan lebaran sebelumnya. Perbedaannya lebih disebabkan akibat situasi perekonomian nasional yang carut-marut. Namun demikian, hebatnya kaum muslim di negara mayoritas pemeluk Islam ini, lebaran tetap meriah dan “habis-habisan…”<br /><br />Sebagai pemeluk “agama samawi” adalah sudah menjadi kewajiban sekaligus tradisi untuk merayakan hari kemenangan, yaitu hari raya setelah menjalankan ibadah puasa sebulan penuh. Tidak peduli di tengah krisis multidimensi, dari krisis ekonomi sampai krisis politik. Yang terpenting adalah saatnya bersukacita pada hari lebaran.<br /><span class="fullpost"><br />Memang tradisi lebaran di negeri “gemah ripah loh jinawi” ini sudah menjadi pemandangan umum dan unik. Berbagai tradisi yang sinergis dengan puncak hari raya ini, khususnya di Indonesia, menghadirkan nuansa berjuta warna. <br /><br />Sebut saja misalnya tradisi mudik lebaran, yang berdampak kepada hampir semua sektor riil. Mulai dari sarana-prasarana transportasi yang selalu menghadirkan problema, seperti resiko macet, naiknya ongkos, rawan kecelakaan dan kriminalitas. Sampai kepada terhentinya aktivitas produksi akibat liburnya para tenaga kerja, yang efeknya akan memacu laju inflasi kebutuhan pokok sebelum dan sesudah lebaran.<br /><br />Tradisi unik lainnya adalah pemberian Tunjangan Hari Raya (THR), yang secara klasik selalu saja menyisakan persoalan. Ironisnya, tunjangan khusus tersebut mestinya diterima oleh karyawan suatu usaha, tetapi malah juga diterima oleh orang-orang yang tidak terlibat dalam usaha apapun. <br /><br />Contohnya, jika sudah menjelang hari lebaran, para “oknum pengemis THR” bergentayangan di kantor instansi, toko, bahkan warung manisan. Bahkan tempat-tempat hiburan, hotel dan restoran, bahkan rumah tinggal bos-bos perusahaan tidak luput dari target operasi pengumpulan “icak-icaknyo THR”.<br /><br />Mereka memakai beragam atribut dan bendera, mulai Wartawan (kebanyakan WTS alias Wartawan Tanpa Suratkabar), LSM (rata-rata LSM kategori LSMmmm alias Lembaga Sukanya Memprovokasi-menakuti-menipu-memeras-menghujat-menggurui-menyabotase-membodohi-mengemis-me… lainnya), Pejabat (biasanya pejabat kelas teri atau orang yang berlagak pejabat), sampai Orang Dekat Pimpinan (bisa ajudan kere, ngaku-ngaku famili, kawan bos atau tetangga jauh bos). Konyol-nya, orang-orang yang “diagangi” juga rela memberikan “sekedar untuk lebaran…”<br /><br />Fenomena pemberian THR salah kaprah sudah terjadi sejak lama, dan terus saja berulang setiap tahunnya. Bahkan ada yang menimbulkan “gate” (skandal), seperti yang terjadi di daerah ini, dan belum terselesaikan juga…<br /><br />Lebih heboh lagi, dengan dalih mau lebaran, para elit politik lokal sibuk “soan ke para pengusaha non pribumi”. Dapat oleh-oleh selusin softdrink, jadilah… Atau minta mentahnya saja, alias angpao…<br /><br />Padahal ada yang lebih mulia, yang dapat dikerjakan oleh mereka orang-orang terhormat, seperti kegiatan pemberian THR bagi fakir-miskin, anak yatim-piatu dan kaum dhuafah. Toh, tidak seberapa yang dikeluarkan dibandingkan dengan rezeki yang didapat ketika duduk di singasana “jabatan basah”. Hitung-hitung mencuci harta yang “suam-suam” alias tak jelas halal-haramnya… <br /><br />Tradisi unik lainnya adalah kesibukan di pusat-pusat perbelanjaan. Mulai dari kesibukan para keluarga yang memborong bahan pembuat kue, softdrink, snack, baju baru, bahkan furniture khususnya kursi baru, sampai kesibukan para supir taksi, ojek, tukang becak, kuli angkut, bahkan preman yang mengintai mangsa... Kesibukan ini semakin terasa menjelang detik-detik berakhirnya Bulan Suci Ramadhan.<br /><br />Tradisi berikutnya yang juga unik adalah keceriaan di “Malam Takbiran”. Pada malam berakhirnya Ramadhan, tempat-tempat ibadah kaum muslim diramaikan dengan suara bedug bertalu-talu, mengiringi lapadz takbir yang berkumandang merdu dan syahdu. Bahkan tidak sedikit diatara kita yang meneteskan air mata, ketika mendengar gema takbir berkumandang. Entah beragam perasaan berkecamuk ketika itu, apalagi jika teringat keluarga yang jauh. Jauh terpisah jarak, atau sudah tidak bersama lagi di dunia ini… <br /><br />Salam PALM<br /></span>PALMhttp://www.blogger.com/profile/01895355302949382845noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2557936665743608638.post-57085419436163753482009-10-01T21:05:00.000+07:002009-10-07T21:08:38.031+07:00BUDIDAYA BELUT IV<a href="http://2.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsyghXf2s8I/AAAAAAAAANg/cc0Crrh_DdA/s1600-h/DSCN0308.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 150px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsyghXf2s8I/AAAAAAAAANg/cc0Crrh_DdA/s200/DSCN0308.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5389859349159392194" /></a>Perkembangan Belut<br />Belut berkembangbiak secara alami dialam terbuka dan dapat dibudidaya dengan perkembangbiakan normal dikolam dengan media pemeliharaan yang memenuhi persyaratan. Belut secara lami memiliki masa kawin selama musim hujan (4-5 bulan), dimalam hari dengan suhu sekitar 28° C atau lebih. Musim kawin ini ditandai dengan berkeliarannya belut jantan kepenjuru kolam, terutama ketepian dan dangkal yang akan menjadi lubang perkawinan. <br /><br />Lubang berbentuk “U”dimana belut jantan akan membuat gelembung busa dipermukaan air untuk menarik perhatian betina, namun belut jantan menunggu pasangannya dikolam yang tidak berbusa. Telur-telur dikeluarkan disekitar lubang, dibawah busa dan setelah dibuahi akan dicakup pejantan untuk disemburkan dilubang persembunyian yang dijaga belut jantan.<br /><span class="fullpost"><br />Penetasan<br />Telur-telur ini akan menetas setelah 9-10 hari, tetapi dalam pendederan menetas pada hari ke 12-14. Anak-anak belut ini memiliki kulit kuning yang semakin hari akan berangsur-angsur menjadi coklat. Belut jantan akan tetap menjaga sampai belut muda berusia dua minggu atau mereka meninggalkan sarang penetasan untuk mencari makanan sendiri.<br /><br />Makanan dan kebiasaan makan<br />Belut secara alamiah memakan segala jenis binatang kecil yang hidup atau terjatuh di air. Belut ini akan menyergap makanannya dengan membuat lubang perangkap, lubang ini menyerupai terowongan berdiameter 5 cm.<br /><br />Hama belut<br />Belut jarang terserang penyakit yang disebabkan oleh kuman atau bakteri, namun mereka sering kekurangan pangan, kekeringan atau dimakan sesama belut dan predator lainnya, sehingga memerlukan air mengalir agar tetap sehat.<br />Setelah belut berkembang sesuai yang diharapkan, kita harus memperhatikan tata cara panen agar belut tidak luka dan tetap segar, baik untuk pasar lokal maupun antar daerah dan ekspor. Belut untuk pasar lokal hanya memerlukan ukuran sedang dengan umur 3-4 bulan, sedangkan ekspor perlu ukuran lebih besar dengan usia 6 – 7 bulan.<br /><br />Perlakukan pasca panenpun juga harus diperhatikan, baik dalam membersihkan dan memperbaiki kolam pemeliharaan serta dilakukan penggantian media yang baru, sehingga makanan belut tidak habis bahkan semakin banyak.<br />Belut merupakan makanan bergizi yang layak dikonsumsi manusia, sehingga dapat dipasarkan dimanapun, baik lokal maupun ekspor dengan harga yang cukup menguntungkan.<br /><br />Salam PALM<br /></span>PALMhttp://www.blogger.com/profile/01895355302949382845noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2557936665743608638.post-24709120520059270532009-09-30T20:56:00.000+07:002009-10-07T21:05:20.084+07:00BUDIDAYA BELUT III<a href="http://4.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/Ssyf4Pe918I/AAAAAAAAANY/OtYcCF0LGxk/s1600-h/DSCN0295.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 150px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/Ssyf4Pe918I/AAAAAAAAANY/OtYcCF0LGxk/s200/DSCN0295.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5389858642633545666" /></a>Pemilihan Benih<br />Media pemeliharaan yang sudah lengkap dan siap untuk pemeliharaan, menuntut pemilihan bibit belut yang berkualitas agar menghasilkan keturunan normal.<br />Syarat Benih Belut : pertama, anggota tubuh utuh dan mulus atau tidak cacat atau bekas gigitan. kedua, mampu bergerak lincah dan agresif. ketiga, penampilan sehat yang ditunjukan dengan tubuh yang keras, tidak lemas tatkala dipegang. keempat, tubuh berukuran kecil dan berwarna kuning kecoklatan. kelima, usia berkisar 2-4 bulan.<br /><span class="fullpost"><br />Disamping itu diperhatikan pula pemilihan induk belut jantan dan betina sebagai berikut :<br />1. Ciri Induk Belut Jantan<br />Berukuran panjang lebih dari 40 cm.<br />Warna permukaan kulit gelap atau abu-abu.<br />Bentuk kepala tumpul.<br />Usia diatas sepuluh bulan.<br />2. Ciri Induk Belut Betina<br />Berukuran panjang 20-30 cm<br />Warna permukaan kulit cerah atau lebih muda<br />Warna hijau muda pada punggung dan warna putih kekuningan pada perut<br />Bentuk kepala runcing<br />Usia dibawah sembilan bulan.<br /><br />Salam PALM<br /></span>PALMhttp://www.blogger.com/profile/01895355302949382845noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2557936665743608638.post-45331097542733367892009-09-29T20:52:00.000+07:002009-10-07T20:55:31.741+07:00BUDIDAYA BELUT II<a href="http://2.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsydMEXXmhI/AAAAAAAAANI/MsVuIbvY8xk/s1600-h/6616_1112289650530_1325577325_30333928_3301058_s%5B1%5D.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 130px; height: 97px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsydMEXXmhI/AAAAAAAAANI/MsVuIbvY8xk/s200/6616_1112289650530_1325577325_30333928_3301058_s%5B1%5D.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5389855684711389714" /></a>Tempat/Lokasi Budidaya<br />Pemilihan lokasi bakal pembuatan kolam ditempat yang tidak secara langsung terkena sinar matahari, meskipun dapat disiasati dengan pemberian peneduh. Disamping itu luas lahan dengan memperhatikan kemiringan dan batas calon kolam. Kolam ini dapat diatas tanah atau galian tanah, hal ini tergantung pada luas lahan yang akan memudahkan pengamatan, pembangunan konstruksi kolam, seperti pintu air, saringan dan lain sebagainya.<br /><span class="fullpost"><br />Pembuatan kolam<br />Lokasi yang telah ditentukan dengan memperhatikan persyaratan teknis dan jenis kolam, baik kolam penampungan induk, kolam pemijahan dan pendederan serta kolam pembesaran. Kolam-kolam ini memiliki ukuran tersndiri, pertama, Kolam Penampungan Induk berukuran 200 cm x 400 cm x 80 cm, kedua Kolam Pemijahan 200 cm x 200 cm x 100 cm, ketiga, Kolam Pembesaran 500 cm x 500 cm x 120 cm.<br /><br />Media Pemeliharaan<br />Kolam budidaya belut menggunakan media pemelihaan sebagai tempat hidup berupa tanah/lumpur sawah yang dikeringkan, pupuk kandang, pupuk kompos (sekam/gabah padi yang dibusukkan), jerami padi, cincangan batang pisang, pupuk urea dan NPK dengan perbandingan kurang lebih sebagai berikut :<br />Lapisan paling bawah tanah/lumpur setinggi 20 cm.<br />1. Lapisan pupuk kandang setinggi 5 cm.<br />2. Lapisan tanah/lumpur setinggi 10 cm.<br />3. Lapisan Pupuk kompos setinggi 5 cm.<br />4. Lapisan tanah/lumpur setinggi 10 cm.<br />5. Lapisan jerami padi setinggi 15 cm, yang diatasnya ditaburi secara merata pupuk urea 2,5 kg dan NPK 2,5 kg untuk ukuran kolam 500 cm x 500 cm. <br />6. Perbandingan jumlah pupuk dan luas kolam ini juga dipergunakan dalam ukuran kolam, baik lebih besar maupun kecil.<br />7. Lapisan tanah/lumpur setinggi 20 cm.<br />8. Lapisan air dengan kedalaman setinggi 15 cm, yang ditaburi secara merata batang pisang sampai menutupi permukaan kolam.<br />Seluruh media pemeliharaan ini didiamkan agar terjadi proses permentasi dan siap untuk pemeliharaan belut selama kurang lebih dua minggu.<br /><br />Salam PALM<br /></span>PALMhttp://www.blogger.com/profile/01895355302949382845noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2557936665743608638.post-8838805224660075172009-09-28T20:45:00.001+07:002009-10-07T20:56:13.125+07:00BUDIDAYA BELUT I<a href="http://4.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsycYMf5lXI/AAAAAAAAANA/jrg7OeCMdok/s1600-h/6616_1109637024216_1325577325_30326889_1031805_s%5B1%5D.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 130px; height: 97px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsycYMf5lXI/AAAAAAAAANA/jrg7OeCMdok/s200/6616_1109637024216_1325577325_30326889_1031805_s%5B1%5D.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5389854793541457266" /></a><strong>Belut</strong> adalah sekelompok ikan berbentuk mirip ular yang termasuk dalam suku Synbranchidae. Suku ini terdiri dari empat genera dengan total 20 jenis. Jenis-jenisnya banyak yang belum diperikan dengan lengkap sehingga angka-angka itu dapat berubah. Anggotanya bersifat pantropis (ditemukan di semua daerah tropika).<br /><span class="fullpost"><br />Belut berbeda dengan sidat, yang sering dipertukarkan. Ikan ini boleh dikatakan tidak memiliki sirip, kecuali sirip ekor yang juga tereduksi, sementara sidat masih memiliki sirip yang jelas. Ciri khas belut yang lain adalah tidak bersisik (atau hanya sedikit), dapat bernafas dari udara, bukaan insang sempit, tidak memiliki kantung renang dan tulang rusuk. Belut praktis merupakan hewan air darat, sementara kebanyakan sidat hidup di laut meski ada pula yang di air tawar. Mata belut kebanyakan tidak berfungsi baik; jenis-jenis yang tinggal di gua malahan buta.<br /><br />Ukuran tubuh bervariasi. Monopterus indicus hanya berukuran 8,5 cm, sementara belut marmer Synbranchus marmoratus diketahui dapat mencapai 1,5m. Belut sawah sendiri, yang biasa dijumpai di sawah dan dijual untuk dimakan, dapat mencapai panjang sekitar 1m (dalam bahasa Betawi disebut moa).<br /><br />Kebanyakan belut tidak suka berenang dan lebih suka bersembunyi di dalam lumpur. Semua belut adalah pemangsa. Daftar mangsanya biasanya hewan-hewan kecil di rawa atau sungai, seperti ikan, katak, serangga, serta krustasea kecil.<br />Budidaya Belut saat ini dirasa sangat menguntungkan mengingat permintaan dalam dan luar negeri terus meningkat, namun Belut alam yang hidup bebas sangat sulit ditemukan. <br /><br />Penggunaan pestisida pembahas hama dilahan pertanian ternyata berdampak menghilangnya sebagian spesies ikan, termasuk belut. Hal ini sangat memprihatinkan, bila dipandang dari segi keseimbangan alam. Kelestarian alam merupakan tanggungjawab bersama penghuni bumi.<br /><br />Budidaya Belut sebenarnya tidak sulit dan juga tidak mahal. Masyarakat yang memiliki lahan sempit pun dapat memelihara belut. Secara Teknis Budidaya dan pemeliharaan belut (monopterus albus) hanya memerlukan perhatian dalam memilih tempat/lokasi budidaya, pembuatan kolam, media pemeliharaan, memilih benih, perkembangbiakan belut, penetasan, makanan dan kebiasaan makan serta hama. Disisi lain kita memerlukan tata cara panen, pasca panen, pemasaran dan pencatatan.<br /><br />Salam PALM<br /></span>PALMhttp://www.blogger.com/profile/01895355302949382845noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2557936665743608638.post-15703310721114162692009-09-27T20:42:00.000+07:002009-10-07T20:45:27.549+07:00SEBUAH EPISODE KELABU<a href="http://2.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsybJ4xEGHI/AAAAAAAAAM4/0vLHYgAnoAQ/s1600-h/alya+figura.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 136px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsybJ4xEGHI/AAAAAAAAAM4/0vLHYgAnoAQ/s200/alya+figura.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5389853448214943858" /></a>Malam minggu,<br />Tiada yang ditunggu,<br />Engkau jauh,<br />Dia jauh,<br />Mereka jauh…<br /><br />Malam minggu,<br />Hanya termangu,<br />Ruang bisu,<br />Piranti gagu,<br />Lidah kelu…<br /><span class="fullpost"><br />Malam minggu,<br />Lantai abu-abu,<br />Kursi biru,<br />Meja baru,<br />Bunga layu…<br /><br />Malam minggu,<br />Wajah kaku,<br />Jemari beradu,<br />Huruf satu-satu,<br />Jadi episode kelabu…<br /><br />Mata sayu,<br />Jiwa sendu,<br />Hati ragu,<br />Akankah berlalu,<br />Sebuah bayang semu…<br /><br />Hari berlalu,<br />Esok menunggu,<br />Harapan terus baru,<br />Kenangan tetap satu,<br />Kau, dia, mereka dan diriku…<br /><br />Salam PALM<br /></span>PALMhttp://www.blogger.com/profile/01895355302949382845noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2557936665743608638.post-59128779344163395942009-09-26T20:39:00.000+07:002009-10-07T20:42:09.372+07:00SEBUAH EPISODE BEBAS<a href="http://4.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsyadAlR7EI/AAAAAAAAAMw/HJm4z6kkkjc/s1600-h/ayah,+alfi,+alya+disorot.gif"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 134px; height: 200px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsyadAlR7EI/AAAAAAAAAMw/HJm4z6kkkjc/s200/ayah,+alfi,+alya+disorot.gif" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5389852677218888770" /></a>Jam sembilan malam ini,<br />Terbebas diri,<br />Dari ilusi…<br /><br />Jam sepuluh malam ini,<br />Bebas memilih,<br />Lepas jadi…<br /><span class="fullpost"><br />Penjara hati memang sulit,<br />Lebih dari perut melilit,<br />Atau hutang membelit,<br />Sungguh sakit…<br /><br />Korbanan rasa memang beda,<br />Dari harta tak berhingga,<br />Lebih dari nilai segala,<br />Tentang cinta…<br /><br />Jam sebelas malam ini,<br />Masih saja di penjara hati,<br />Belum rela bergeser bebaskan diri,<br />Neraka ini memang membuat ngeri…<br /><br />Baiklah badan kuberi racun,<br />Dengan caffeine dan nicotine…<br /><br />Daripada memendam rasa salah,<br />Lebih baik kubebaskan saja dia…<br /><br />Bebas… bebas…<br />Bebaslah hati…<br />Bebas… bebas…<br />Bebas memilih…<br /><br />Masihlah…<br />Atau sudahlah…<br /><br />Salam PALM<br /></span>PALMhttp://www.blogger.com/profile/01895355302949382845noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2557936665743608638.post-91836462921232764102009-09-25T20:37:00.000+07:002009-10-07T20:39:44.360+07:00SEBUAH EPISODE NIKMAT<a href="http://2.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsyZ6DnbKcI/AAAAAAAAAMo/Sr3oOodvjQ4/s1600-h/ayah+papan.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 200px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsyZ6DnbKcI/AAAAAAAAAMo/Sr3oOodvjQ4/s200/ayah+papan.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5389852076737767874" /></a>Kolak kolang-kaling pisang raja,<br />Es kelapa muda gula merah,<br />Segelas kopi agak pahit,<br />Sebatang rokok,<br />Sebuah ide…<br /><br />Hidup memang untuk dinikmati saja,<br />Karena ketika mati nikmat itu sirna,<br />Walau hanya sekedar mati rasa…<br /><span class="fullpost"><br />Sepiring nasi beras ladang,<br />Sepotong tempe gorengan,<br />Semangkuk sup hangat,<br />Sesendok sambal tomat,<br />Hati senang,<br />Jiwa nikmat…<br /><br />Hidup kaya bukan lantaran harta,<br />Sebab bahagia lebih dari segalanya,<br />Nikmat hidup hanyalah sederhana,<br />Selalu bersyukur dan ikhlas menerima…<br /><br />Sebatang rokok lagi sehabis makan,<br />Segelas kopi agak pahit lagi jadi teman,<br />Sebuah layar datar dengan sebaris tuts huruf,<br />Lengkaplah hanya untuk sekedar nikmati hidup…<br /><br />Hidup cuma sekali,<br />Jadikan ia berarti…<br /><br />Salam PALM<br /></span>PALMhttp://www.blogger.com/profile/01895355302949382845noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2557936665743608638.post-12316167924408289582009-09-24T20:35:00.000+07:002009-10-07T20:37:43.511+07:00SEBUAH EPISODE BERPISAH<a href="http://3.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsyZbbifsuI/AAAAAAAAAMg/yDV8JwrXc48/s1600-h/ayah2.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 139px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsyZbbifsuI/AAAAAAAAAMg/yDV8JwrXc48/s200/ayah2.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5389851550583599842" /></a>Selepas buka hari ini,<br />Ayah akan pergi lagi,<br />Entah berapa hari,<br />Menjelang idul fitri…<br /><br />Sehabis sholat isya nanti,<br />Ayah akan merantau lagi,<br />Mencari nafkah untuk lebaran nanti,<br />Untuk beli baju baru dan pernik idul fitri…<br /><span class="fullpost"><br />Doakan ayah dapat rezeki melimpah,<br />Dari jalan yang terang, halal dan penuh berkah,<br />Agar lekat di raga dan jiwa menjadi aliran darah,<br />Agar anak-anak tumbuh perkasa, cerdas dan takwa…<br /><br />Berat memang rasanya,<br />Pergi meninggalkan bahagia,<br />Untuk bertarung dalam hidup dan kerja,<br />Namun inilah makna tanggung jawab kepala keluarga…<br /><br />Untuk apalagi mengais rezeki,<br />Jika bukan untuk keluarga terkasih…<br /><br />Untuk apa merelakan hari-hari sepi,<br />Kalau bukan untuk anak-anak dan isteri…<br /><br />Doa kalian adalah mukjizat alami,<br />Bagi ayah yang berjuang tanpa letih…<br /><br />Rindu dan cinta kalian adalah kekuatan hati,<br />Untuk ayah yang tak lagi rasakan onak dan duri…<br /><br />Sebab hidup adalah perjuangan menggapai asa,<br />Sebab bagi ayah keluarga adalah segalanya...<br /><br />Salam PALM<br /></span>PALMhttp://www.blogger.com/profile/01895355302949382845noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2557936665743608638.post-33946699082150957802009-09-23T20:33:00.000+07:002009-10-07T20:35:51.220+07:00SEBUAH EPISODE BERBUKA<a href="http://4.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsyY9ZjQXqI/AAAAAAAAAMY/Plk4Sk928TE/s1600-h/alya+artis.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 134px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsyY9ZjQXqI/AAAAAAAAAMY/Plk4Sk928TE/s200/alya+artis.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5389851034653843106" /></a>Jam enam sore di hari ini bulan ini,<br />Seperti kemarin dan juga esoknya,<br />Saat-saat menunggu buka puasa tiba…<br /><br />Di gelaran karpet kecil telah sedia,<br />Hidangan berbuka penawar dahaga,<br />Es kelapa muda, kolak dan irisan buah…<br /><span class="fullpost"><br />Jam enam lewat lima belas menit tiba,<br />Tabuhan bedug pertanda saat berbuka,<br />Tangan tengadah berdoa kepada Sang Pencipta,<br />Bersyukur akan hari-hari yang dilalui karena-Nya…<br /><br />Sengaja kami berbuka puasa,<br />Wajib atas kami karena Allah…<br /><br />Mulut mungil buah hati kami berdecap lucu,<br />Menyeruput es kelapa muda suguhan bunda…<br /><br />Sesekali celoteh canda turut mewarnai,<br />Sementara hidangan buka tandas tak tersisa…<br /><br />Segarnya es kelapa muda,<br />Lebih dari sekedar penawar dahaga,<br />Karena hikmah dibaliknya lebih bermakna,<br />Akan arti menikmati rahmat dengan sederhana…<br /><br />Seperti saat berbuka,<br />Seperti saat beribadah,<br />Seperti saat bahagia membuncah,<br />DIA memang Maha Kaya dan Pemurah…<br /><br />Kita manusia tinggal mengartikannya,<br />Tiada berlebih dan tiada bersisa,<br />Hidup dan keluarga ini ada,<br />Hanya karena Allah…<br /><br />Salam PALM<br /></span>PALMhttp://www.blogger.com/profile/01895355302949382845noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2557936665743608638.post-72624198802346320602009-09-22T20:28:00.000+07:002009-10-07T20:33:34.470+07:00SEBUAH EPISODE SAHUR<a href="http://3.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsyXsJwYLzI/AAAAAAAAAMQ/6NYDLnMo0FQ/s1600-h/alfi+afrika.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 143px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsyXsJwYLzI/AAAAAAAAAMQ/6NYDLnMo0FQ/s200/alfi+afrika.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5389849638844510002" /></a>Setengah empat dinihari,<br />Lelap terjaga oleh gaduh anak masjid,<br />Tetabuhan bertingkah kadang tak teratur,<br />Seiring teriakan sengau bangunkan sahur…<br /><br />Berat mata menggeliat perih,<br />Kantuk yang tertahan karena sebuah keharusan,<br />Esok harinya wajib puasa tunaikan rukun agama,<br />Sementara juga contoh bagi isteri, anak dan keluarga…<br /><span class="fullpost"><br />Lelaki kecil umur tujuh tahunan juga terbangun,<br />Ketika sang ayah ajarkan sebuah ritual keyakinan,<br />Bahwa hidup ini harus dihiasi dengan keimanan,<br />Supaya kelak kuat ketika diterpa badai kehidupan…<br /><br />Gadis kecil umur tiga tahunan menggeliat terjaga,<br />Ketika sang bunda ajak nikmati arti kebersamaan,<br />Dalam sebuah tuntunan keluarga sederhana sakinah,<br />Supaya nanti tegar mendampingi nakhoda pilihan…<br /><br />Jam tiga dinihari bunda sudah terjaga,<br />Menyiapkan sajian sahur bernuansa tradisi,<br />Keluarga memang butuh sebuah ajaran lama,<br />Tentang memegang tradisi luhur nan lestari…<br /><br />Aku, bunda isteriku serta anakku Alfi dan Alya,<br />Setiap tahun di satu bulan suci selalu menanti,<br />Saat bahagia beribadah di bulan penuh berkah,<br />Jelang hari kemenangan penuh ceria di idhul fitri…<br /><br />Sahur menjadi dinihari yang dinanti,<br />Saat melawan kantuk dan lelap lena,<br />Sahur menjadi penawar hidup nan gurih,<br />Sebab badai masalah menggoreng jiwa lelah…<br /><br />Jam empat dinihari,<br />Saat hidangan sahur telah tersaji,<br />Semburat niat puasa terucap lirih,<br />Dari kelu lidah soleh keluarga islami…<br /><br />Saat tanda imsyak datang sudah,<br />Alya si gadis kecil tetap di dapur membantu bunda,<br />Membereskan sisa sajian sahur yang masih tersisa,<br />Sementara abangnya si Alfi menonton tivi siarah dakwah…<br /><br />Aku terharu dan bahagia,<br />Aku merasa inilah keluarga…<br /><br />Keluarga kecil nan sederhana,<br />Keluarga penyejuk relung jiwa…<br /><br />Pasti suasana sahur selalu kurindu,<br />Pasti bukan hanya masakan isteriku,<br />Kebersamaan dalam cinta menjadi nomor satu,<br />Dari ikatan suci keluarga yang terlahir dari kalbu…<br /><br />Sungguh selalu kurindu saat-saat sahur itu,<br />Dari waktu ke waktu yang berlalu,<br />Dari sisa nafas yang tak tentu…<br /><br />Salam PALM<br /></span>PALMhttp://www.blogger.com/profile/01895355302949382845noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2557936665743608638.post-4868605189581767632009-09-21T20:26:00.000+07:002009-10-07T20:28:29.367+07:00SEBUAH EPISODE BAHAGIA<a href="http://1.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsyXPrPoKNI/AAAAAAAAAMI/nDbx8mHHXvw/s1600-h/ayah+oscar.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 150px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsyXPrPoKNI/AAAAAAAAAMI/nDbx8mHHXvw/s200/ayah+oscar.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5389849149617744082" /></a>Jam tiga dinihari,<br />Mobil yang kutumpangi berhenti,<br />Tepat di depan pagar rumah beraroma melati…<br /><br />Di pintu pagar terali halaman penuh bunga,<br />Seorang perempuan menunggu dengan sumringah,<br />Terlihat cantik dengan tatapannya nan penuh cinta…<br /><span class="fullpost"><br />Sesaat kemudian kulangkahkan kaki masuk ke rumah,<br />Rumah yang kami dapat dengan keringat dan jerih payah,<br />Saat bersama merenda hari-hari penuh suka duka dan cerita…<br /><br />Aroma rumah ini tak kan ku lupa,<br />Sensasi nyaman menyergap raga…<br /><br />Sayup terdengar sapaan “Aldo” si pejantan kucing Persia,<br />Dari kamar mengalun dengkuran halus anak-anakku tercinta,<br />Gemericik air aquarium besar ruang tamu turut menambah<br />serasa tentram ruang-ruang jiwa yang rindu kembali ke rumah…<br /><br />Bahagia luar biasa…<br />Bahagia jiwa raga…<br />Kembali ke dekapan sisi jiwa…<br />Bersama untuk hari-hari tersisa…<br /><br />Salam PALM<br /></span>PALMhttp://www.blogger.com/profile/01895355302949382845noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2557936665743608638.post-56324056825584940442009-09-20T20:23:00.001+07:002009-10-07T20:26:30.563+07:00SEBUAH EPISODE KEMBALI<a href="http://4.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsyWu1UOpEI/AAAAAAAAAMA/349EJkzTkt8/s1600-h/alfi+alya+billboard.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 164px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsyWu1UOpEI/AAAAAAAAAMA/349EJkzTkt8/s200/alfi+alya+billboard.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5389848585385714754" /></a>Kembali dari perantauan nun jauh di mata,<br />Terbayang rumah, isteri dan anak-anak tercinta,<br />Entah telah sebagaimana rupa dan prilaku mereka,<br />Saat berapa lama terpisah raga dari sang nakhoda bahtera…<br /><span class="fullpost"><br />Istriku pasti tambah langsing dan ayu,<br />Sebab berdiet ketat dan minum pelangsing tubuh,<br />Ditambah fikiran jauh berbaur menjadi segunung rindu…<br /><br />Anak laki-lakiku pasti tambah pintar dan nakal,<br />Sebab naik kelas dan bertambah kawan dikenal,<br />Ditambah lingkungan modern yang cenderung brutal…<br /><br />Anak perempuanku pasti tambah cantik dan kenes,<br />Sebab suka didandani bundanya sampai bikin gemes,<br />Ditambah celoteh lucu dari meniru siapa saja yang interes…<br /><br />Kembali memang selalu membuat rindu,<br />Dari keinginan bertemu dengan cinta dan masa lalu,<br />Masa dimana semua seperti belum terenggut sepi nan bisu,<br />Saat menanti untuk kembali ke rumah, istri dan anak-anakku,<br />Yang ditinggal kemarin sebab demi kehidupan pencarian sesuatu,<br />Sesuatu itu harapan, cita-cita, kasih, sayang, cinta dan segumpal rindu…<br /><br />Salam PALM<br /></span>PALMhttp://www.blogger.com/profile/01895355302949382845noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2557936665743608638.post-61069659685469386632009-09-19T20:20:00.000+07:002009-10-07T20:23:00.620+07:00SEBUAH EPISODE MEMENDAM<a href="http://2.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsyV9hxFilI/AAAAAAAAAL4/79VB6ye7nDY/s1600-h/ayah+billboard.gif"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 160px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsyV9hxFilI/AAAAAAAAAL4/79VB6ye7nDY/s200/ayah+billboard.gif" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5389847738324453970" /></a>Semua yang memendam sungguh menyiksa,<br />Memendam kerinduan bukanlah pilihan bijaksana,<br />Memendam hasrat juga bukan solusi masalah…<br /><br />Apalagi memendam benci yang membara,<br />Bagai berjalan di atas duri bernanah,<br />Atau hidup di dunia antah berantah…<br /><span class="fullpost"><br />Semua yang memendam tidak menentramkan jiwa,<br />Memendam cinta yang membuncah di dada hingga kepala,<br />Atau ketika memendam amarah entah kepada siapa…<br /><br />Apalagi memendam gagasan digjaya,<br />Cukup dinanti kemudian diambil alih siapa,<br />Sungguh menyakitkan sampai di aliran darah…<br /><br />Ku pendam rindu untuk siapa,<br />Ku tanam hasrat juga untuk apa,<br />Ku semai benci lalu jadi bagaimana…<br /><br />Ku tuai cinta berbayang dusta buat apa,<br />Ku tahan juga banyak gagasan seberapa lama,<br />Sebab memendam bukan menyelesaikan segala…<br /><br />Salam PALM<br /></span>PALMhttp://www.blogger.com/profile/01895355302949382845noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2557936665743608638.post-81639631927243233172009-09-18T20:19:00.000+07:002009-10-07T20:20:48.493+07:00SEBUAH EPISODE KETAKUTAN<a href="http://3.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsyVcmDiFlI/AAAAAAAAALw/Lmc20YuUK9g/s1600-h/alfi+ayah+dinding.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 137px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsyVcmDiFlI/AAAAAAAAALw/Lmc20YuUK9g/s200/alfi+ayah+dinding.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5389847172539881042" /></a>Aku tak boleh bicara,<br />Aku dilarang bekerja,<br />Aku diminta diam saja,<br />Manakala mereka ada…<br /><br />Aku tak kuasa bicara,<br />Aku tak sanggup bekerja,<br />Aku memilih mematung saja,<br />Manakala mereka memintanya…<br /><span class="fullpost"><br />Namun aku juga tak kuasa,<br />Tuk berikan tenaga bahkan jiwa,<br />Juga persembahan raga bahkan nyawa,<br />Manakala semua korbanan akan jadi sia-sia…<br /><br />Aku dan mereka memang berbeda,<br />Bahkan aku dan kamu tidaklah sama,<br />Memandang arti takut dalam kehidupan,<br />Sebab dibutuhkan lebih dari sekedar keberanian,<br />Untuk menghadapi hidup yang penuh warna…<br /><br />Salam PALM<br /></span>PALMhttp://www.blogger.com/profile/01895355302949382845noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2557936665743608638.post-38047383192360311812009-09-17T19:41:00.000+07:002009-10-01T20:23:59.129+07:00MUDIK LEBARAN<a href="http://1.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsSkMVYhfmI/AAAAAAAAAKw/Bn-4zy0IPz8/s1600-h/KOTA.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 128px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsSkMVYhfmI/AAAAAAAAAKw/Bn-4zy0IPz8/s200/KOTA.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5387611586047344226" /></a><strong>MUDIK LEBARAN</strong> menjadi tradisi unik, eksotik dan kolosal, dan hanya terjadi di Indonesia. Tradisi mudik atau pulang ke kampung halaman dari perantauan menjelang perayaan hari raya umat Islam, menjadi sebuah fenomena yang telah berlangsung lama, serta menyisakan banyak cerita dan kenangan tersendiri bagi pelaku mudik lebaran. Ada kebahagiaan tersendiri, disamping tak jarang menyisakan kesedihan yang mendalam dari kejadian yang bernama mudik... <br /><span class="fullpost"><br />Keceriaan terpancar dari wajah-wajah bahagia bercampur rindu dengan keluarga di tanah asal, manakala lebaran kali ini berkesempatan untuk mudik. Namun juga ada kesedihan yang syahdu dari mereka yang jangankan untuk mudik, untuk makan keseharian saja masih berjuang. Atau ketika ada bagian keluarga yang tidak dapat ditemui lagi di tradisi mudik lebaran kali ini, karena telah dipanggil menghadap Yang Maha Kuasa...<br /><br />Seminggu sebelum hari raya, bahkan jauh hari, tempat pemberangkatan umum ramai, penuh sesak calon penumpang. Entah di terminal bis, stasiun kereta api, pelabuhan kapal laut, atau di bandara. Jalanan juga ramai oleh arus mudik kendaraan pribadi, mobil ataupun motor. Tak jarang kejadian tidak mengenakkan atau musibah kecelakaan terjadi...<br /><br />Kesan unik, terkadang <em>konyol</em> terlihat dari prilaku para pemudik. Dengan barang bawaan, yang kebanyakan adalah oleh-oleh untuk keluarga di kampung, dandanan yang "gaul" atau perlente, wajah sumringah bercampur kusut karena kelelahan antri membeli tiket, menjadi sebuah pemandangan "eksotis".<br /><br />Ratusan, bahkan ribuan pemudik memadati tempat pemberangkatan, juga jalan raya menjadi sesuatu yang "kolosal". Ramai, sesak dan "kusut" tergambar, terlebih turut diramaikan juga dengan pedagang asongan, sampai <em>calo tiket</em>. Warung pinggir jalan "kagetan" juga bermunculan di sepanjang jalur mudik, turut menangguk rezeki dari "kocek" para pemudik yang mampir.<br /><br />Tua, muda, miskin, kaya, larut dalam suasana khas mudik pulang kampung. Sayangnya, sebagian dari para pemudik yang mestinya masih berpuasa, terlihat tidak puasa. Padahal bulan puasa masih belum usai. Padahal lebaran adalah perayaan kemenangan bagi mereka yang sebulan penuh telah menunaikan ibadah puasa...<br /><br />Aneh dan unik, tapi nyata terjadi setiap tahunnya di bulan Ramadhan menjelang Idul Fitri. Aneh karena terjadi terus berulang tiap tahunnya dan hanya di Indonesia. Unik karena setiap tahun arus pemudik terus bertambah ramai, dan selalu ada saja kejadian atau musibah. Kecelakaan, <em>kecopetan</em>, atau tidak kebagian tiket angkutan umum lebaran, sehingga gagal mudik...<br /><br />Dengan segala keunikan dan kejadian di hari mudik, tentu menjadi perhatian banyak pihak untuk mengantisipasinya. Baik dari aparat, pelaku atau "agen" perjalan, juga para pemudik itu sendiri. Hal-hal yang tidak diinginkan, tidak semestinya terjadi di suasana bahagia menyambut hari kemenangan umat Islam.<br /><br />Semoga tradisi mudik lebaran tetap abadi di Indonesia, namun juga tetap memberikan suasana kondusif, semakin aman dan tidak menyisakan cerita duka. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1430 Hijriah, mohon maaf lahir dan bathin...<br /><br />Salam PALM<br /></span>PALMhttp://www.blogger.com/profile/01895355302949382845noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2557936665743608638.post-85282727831215855812009-09-16T20:16:00.000+07:002009-10-07T20:18:58.340+07:00SEBUAH EPISODE SENJA<a href="http://2.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsyU4thJB2I/AAAAAAAAALo/ix4qSUaNJyA/s1600-h/ayah+berlayar.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 134px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsyU4thJB2I/AAAAAAAAALo/ix4qSUaNJyA/s200/ayah+berlayar.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5389846556067825506" /></a>Senja temaram di dermaga,<br />Kapal dan pelabuhan bersenggama,<br />Anak buah kapal dan kuli bercengkerama,<br />Penjahat dan perempuan nakal bercumbu mesra…<br /><br />Sementara nelayan kecil bersiap menjala,<br />Pada malam dingin di belantara samudera,<br />Mendapat ikan untuk ditukar uang tak seberapa,<br />Demi terus melanjutkan hidupnya dan keluarga…<br /><span class="fullpost"><br />Senja bergulir berganti malam,<br />Kapal berlayar memecah kelam,<br />Beberapa orang pelabuhan jalani hidup yang hitam,<br />Banyak nelayan tetap menjalani hidup dalam lilitan hutang…<br /><br />Senja pada suatu ketika,<br />Menjadi saksi fenomena hidup anak manusia,<br />Yang gamang melewati pergantian malam yang maya,<br />Pada hasil goresan pena dan ketikan huruf tak bermakna…<br /><br />Salam PALM<br /></span>PALMhttp://www.blogger.com/profile/01895355302949382845noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2557936665743608638.post-69270459699870678212009-09-15T20:08:00.000+07:002009-10-07T20:15:58.968+07:00SEBUAH EPISODE SEJARAH<a href="http://2.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsyS9jcdSjI/AAAAAAAAALg/FfOxpSYFXMI/s1600-h/ayah+tua.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 132px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsyS9jcdSjI/AAAAAAAAALg/FfOxpSYFXMI/s200/ayah+tua.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5389844440239917618" /></a>Proklamasi,<br />Kami bangsa Indonesia menyatakan,<br />Dengan ini kemerdekaanya…<br /><br />Proklamasi,<br />Kami pemuda Indonesia menyatakan,<br />Satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa…<br /><span class="fullpost"><br />Proklamasi,<br />Kami rakyat Indonesia menyatakan,<br />Sampai detik ini kami belum merdeka juga…<br /><br />Proklamasi,<br />Kami penulis Indonesia menyatakan,<br />Sejarah jangan hanya jadi tulisan emas di buku tua,<br />Indah namun lapuk, dan sebentar lagi akan musnah sia-sia…<br /><br />Salam PALM<br /></span>PALMhttp://www.blogger.com/profile/01895355302949382845noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2557936665743608638.post-47405711320440791722009-09-14T20:06:00.000+07:002009-10-07T20:15:36.729+07:00SEBUAH EPISODE HEROIK<a href="http://1.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsySdhv8UNI/AAAAAAAAALY/yY43hy9eaEg/s1600-h/ayah+demo.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 194px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsySdhv8UNI/AAAAAAAAALY/yY43hy9eaEg/s200/ayah+demo.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5389843890028957906" /></a>Akan kuayunkan senjata pusaka usang,<br />Untuk membela kaum yang lemah dan malang…<br /><br />Akan ku bidikkan warisan senapan tua,<br />Ke dada musuh yang pongah dan jumawa…<br /><br />Akan ku relakan jiwa dan raga,<br />Untuk perjuangan merebut segenap asa…<br /><span class="fullpost"><br />Namun takkan ku ikhlaskan hati nurani,<br />Hanya untuk mendapat gelar pahlawan sepi…<br /><br />Merdeka atau mati,<br />Pilihan mudah namun tak pasti,<br />Sebab hidup tidak merdeka terasa pedih,<br />Sebab merdeka tapi mati juga akan merugi…<br /><br />Salam PALM<br /></span>PALMhttp://www.blogger.com/profile/01895355302949382845noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2557936665743608638.post-45378646948298223712009-09-13T20:03:00.001+07:002009-10-07T20:15:01.683+07:00SEBUAH EPISODE KERAGUAN<a href="http://1.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsyR_olwbqI/AAAAAAAAALQ/B5X52OnBt9k/s1600-h/ayah+serem.gif"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 150px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_q7xUL3wxQUA/SsyR_olwbqI/AAAAAAAAALQ/B5X52OnBt9k/s200/ayah+serem.gif" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5389843376469208738" /></a>Aku ragu untuk memulai,<br />Sebab aku tidak berani mengakhiri…<br /><br />Aku ragu untuk menjalani,<br />Sebab aku tak kuasa untuk berhenti…<br /><br />Aku ragu untuk membuka diri,<br />Sebab selalu ketakutan akan melukai hati…<br /><span class="fullpost"><br />Aku ragu untuk mulai menjalani membuka diri,<br />Sebab semuanya pernah kualami dan akhirnya pedih…<br /><br />Kembali aku ragu jika sebaliknya terjadi,<br />Sebab aku anti menutup diri meski selalu bersiap mati,<br />Sebab mati adalah titik nadir hidup dimana tiada keraguan lagi…<br /><br />Salam PALM<br /></span>PALMhttp://www.blogger.com/profile/01895355302949382845noreply@blogger.com0