Sabtu, 25 Juli 2009

CAFE 'U

CAFE 'U, layaknya tempat nongkrong masyarakat metropolis, sembari ngopi (+paste), loading, chatting, browsing, online, atau aktivitas lainnya, selalu ramai. Apalagi pada momentum tertentu, atau pada beberapa tahapan aktivitas yang teragendakan, baik sebagai agenda lokal maupun nasional. Lho..., luar biasa "banget" itu cafe? Memangnya, cafe apa sich yang "marketable" dan "customer minded" yang mampu menarik perhatian para "cafein mania" pada stratifikasi lokal sampai nasional...?

Cafe 'U memang sepanjang tahun 2009 ini menjadi soroton, tujuan, incaran, perhatian dan objek sekaligus subjek diskusi serta opini publik, bahkan publik mancanegara. Aura cafe 'u mampu membuat publik figur lokal, nasional dan internasional memberikan interest khusus. Mulai awal tahun sampai hari ini, cafe 'u selalu ramai. Bahkan mesti dijaga ketat aparat keamanan, bahkan ketika manajemen cafe 'u menggelar agenda tahapan program yang telah diputuskan sejak setahun yang lalu di 2008. Baik agenda untuk parlemen, maupun untuk top birokrasi kenegaraan.

Setiap hari, semua media massa meng-ekspose berita up to date semua gerak, riak dan statement yang dimunculkan manajemen cafe 'u. Luar biasa memang... Meskipun dengan segala hal yang luar biasa, cafe 'u tidak tercatat dalam rekor dunia, rekor MURI pun tidak. Karena suatu kewajaran dari apa yang diakibatkan atau disebabkan oleh cafe 'u menjadi sensasional atau hot issue, karena budgeting cafe 'u pun membuat berdecak "ngiler" bangsa ini. Bukan lagi milyaran, bahkan trilyunan dana dihabiskan untuk menggelar event besar, yang sumber dananya justru dari customer.

Customer cafe 'u adalah kita, masyarakat wajib pajak dan bangsa ini dari sumber devisa negara yang tertuang dalam anggaran belanja nasional, bahkan disubsidi dari dana dampingan anggaran belanja daerah. Memang, korbanan untuk sekedar menikmati kopi hangat plus kudapan, sembari online, senda gurau, caci maki, atau tak peduli, cukup besar secara simultan dan kolektif.

Cafe 'u sebagaimana cafe-cafe lain yang bertebaran di metropolis, atau juga telah hadir di pelosok lebih 400 daerah di lebih dari 30 wilayah, selalu ramai pada saat tertentu. Kemudian sepi pada saat yang lain. Tergantung promo, event dan improv manajemen cafe. Jika cafe 'u adalah sebuah event organizer, dibutuhkan kembang lobi yang artistik, camera face dan komunikatif, selain rutinitas open-close cafe.

Lantas, apakah cafe 'u dengan modal trilyunan akan mencapai kondisi ROI (Return Of Investment) atau hanya BEP (Break Event Point) dalam waktu 5 tahun pada satu periode manajemennya..? Indikator jawabannya sangat kualitatif, bahkan cenderung kabur... Lho, lalu apa yang diharapkan para investor pada cafe yang tidak prospektif dan feasible, seperti cafe 'u?

Sepertinya para investor layak untuk melakukan audit dan evaluasi secara internal, juga eksternal. Hal ini penting mengingat fungsi manajerial di akhir event, setelah planning, organizing dan actuating adalah controlling. Namun, celakanya (barangkali) justru, para auditor cafe 'u bekerja part time, atau berdasarkan negosiasi tender, atau menunggu sponsorship yang berkepentingan terhadap kinerja dan hasil kerja dari manajemen cafe 'u.

Bangsa ini telah terkooptasi dalam "euphoria reformasi demokratisasi", sampai lupa bahwa setiap reorganisasi selalu dianggap "party". Hura-hura, huru-hara dan lupa diri... Lupa bahwa para customer cafe adalah raja yang harus mendapat pelayanan yang baik, dari pelayan maupun dari manajemen cafe.

Ulasan diatas bukan bermaksud satire, sarkasme ataupun input destruktif. Bukan, bukan itu... Adalah hal yang wajar, jika sebagai penikmat hidangan cafe 'u, kita memberikan reaksi beragam. Mungkin mendamprat pelayan, protes kepada manajemen, atau sekedar mengerenyitkan dahi ketika cafe 'u tidak memberikan "satisfaction". Jawaban dari manajemen cafe 'u pastilah, kami bukan "alat pemuas", hehe...

Namun kitapun bisa juga menjawab, "kami bukan mencari kepuasan" tapi mengharapkan manfaat sepadan ketika ber"opportunity" mengorbankan "resourches", sekecil apapun yang dimiliki. Jika manajemen cafe 'u selalu mengelak diplomatis, maka niscaya cafe ini akan sepi, atau malah tambah ramai. Bukan ramai karena pengunjung yang akan relaksasi, tapi pengunjung yang akan ber-reaksi, instropeksi alias "mikir-mikir", mau dibawa kemana bangsa ini oleh institusi publik bernama cafe 'u...

Bukan tidak mungkin, investasi yang tertanam (bahkan menguap) dipertanyakan dan back to country cash atau to cases... Jadilah Nazarudin atau Mulyana. Jangan lagi Hafidz and ganks mengalami hal yang sama, walau dengan cases dan modus berbeda. Lho, apa pula ini. Ya... cafe dimaksud adalah KPU...

Salam PALM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar