Minggu, 16 Agustus 2009

KOLAM PANCING

KOLAM PANCING dewasa kini menjadi bisnis yang menjamur di banyak tempat di negeri ini. Pemanfaatan kolam atau genangan air yang dibuat kolam, kemudian diisi ikan, menjadi peluang bisnis yang cukup menjanjikan akhir-akhir ini. Hal ini didukung oleh pola hidup masyarakat perkotaan yang membutuhkan "refreshing" dari kejenuhan rutinitas kerja, dengan pilihan wisata murah meriah seperti memancing, menjadikan bisnis kolam pancing tumbuh subur...

Bermodal sewa alat pancing dan umpan yang relatif murah, para pemancing dapat menikmati suasana dan "relaksasi" pemancingan ikan. Banyak kemanfaatan yang didapat di kolam pemancaingan. Kegemaran memancing dapat tersalurkan, suasana kolam pancing yang di"setting" pemilik kolam pancing sedemikan rupa dapat menenteramkan, dan ditambah ikan hasil pancingan juga dapat dinikmati. Hmm...

Lihat saja di hari libur, kolam pancing ramai dikunjungi orang-orang. Baik yang datang sendiri-sendiri, maupun kelompok atau bersama keluarga. Kolam pancing memang dijadikan pilihan rekreasi di hari libur, ketika objek wisata lainnya telah jenuh atau membosankan, atau berjarak jauh, ataupun mahal...

Satu harinya, pemilik kolam pancing dapat meraup jutaan rupiah. Revenue didapat dari mulai parkir, restribusi masuk, sewa alat pancing, sampai ke penjualan ikan yang diperoleh pemancing lalu ditimbang dan dihargai per bobot ikannya. Apalagi jika kolam pancing menyediakan juga pelayanan masakan ikan, bertambah lagi peluang pemasukan bagi pebisnis kolam pancing.

Negeri ini memang aneh... Padahal potensi perairan di Indonesia luas dan masih banyak menyimpan kekayaan aquatik, mulai ikan air tawar, sampai flora dan fauna air asin (laut). Namun masih saja dibutuhkan tempat khusus untuk kegiatan penangkapan (ekstraktif) satwa air, seperti kolam pancing...

Tak apalah, selagi kegemaran memancing dapat memberikan multimanfaat secara simultan dan sinergis, kolam pancing menjadi pilihan (opportunity) para pihak. Baik bagi pemancing, pemilik kolam pancing, bahkan ikan itu sendiri sebagai objek budidaya, minimal beberapa species ikan dapat lestari...

Barangkali, ini salah satu contoh pendekatan sosioekonomis dari dinamika kehidupan makhluk bernama manusia, yang selalu butuh sesuatu yang berbeda, dari hari ke hari... Tapi sampai kapan...?

Salam PALM
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar