Selasa, 01 September 2009

BATU PEPE

BATU PEPE, sebuah kawasan di pinggiran Kota Lubuklinggau, dusun kecil yang permai, dengan aliran irigasi sederhana yang tak pernah kering. Irigasi ini mengairi sawah dan kolam ikan petani, serta menjadi sarana mandi-cuci-kakus (mck). Petaninya juga sudah tidak tradisional, namun belum terlalu modern. Batu Pepe, dusun kecil dimana terdapat Balai Benih Ikan yang mensuplai kebutuhan benih ikan masyarakat sekitarnya, untuk dibesarkan menjadi ikan konsumsi, dimakan sendiri sekeluarga, dijual di pasar atau dijadikan ikan kolam pancing...

Batu Pepe dari Kota Lubuklinggau hanya berjarak 10 kilometer, termasuk dalam wilayah Kecamatan Lubuklinggau Utara I, dari arah Palembang melalui jalan lintas Sumatera ke arah Jambi. Dulunya, Batu Pepe ini merupakan "rompok" atau tempat tinggal keluarga yang menetap berkelompok. Sebagian keluarga yang menetap di dusun ini adalah para pendatang dari Jawa Barat, sebagian lagi pribumi etnis asli Lubuklinggau.

Namun seiring dengan waktu, pembauran antara pendatang dan pribumi sudah lama terjalin harmonis, melalui ikatan perkawinan atau hubungan kerja dan interaksi sosial lainnya. Batu Pepe walaupun kecil, namun dari sini dihasilkan cukup beragam produk pertanian, dari beras, ikan, sampai ternak unggas maupun ruminansia.

Kultur masyarakatnya yang terbuka, walaupun ekslusif karena sedikit, memudahkan informasi dan inovasi masuk. Sehingga berapa kali dilaksanakan program kegiatan, baik dari pemerintah, swasta maupun organisasi nirlaba. Bertepatan juga lokasi Batu Pepe terletak di tepi zona penyanggah (buffer zone) Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).

Karena berdampingan dengan zona penyanggah kawasan konservasi terbesar di pulau Sumatera, Batu Pepe juga sudah berapa kali mendapat bantuan dari donatur (funding) luar negeri. Namun sayangnya, dari sekian banyak bantuan berupa dana, tidak jelas kemana larinya. Terlihat bangunan fasilitas umum di dusun pinggir kota ini tidak banyak berubah.

Padahal potensi Batu Pepe walaupun kecil, namun tetap memberikan andil dalam suplai produksi pangan yang pada gilirannya turut menumbuhkan geliat ekonomi rakyat melalui usahatani. Dari dusun kecil bernama Batu Pepe, dihasilkan beras sebagai sumber makanan pokok, kemudian ikan, ayam, itik, kambing, sapi dan kerbau sebagai sumber protein, serta sayuran dan buah sebagai sumber vitamin bagi masyarakat kota.

Sekecil apapun usahatani yang dilakukan petani Batu Pepe misalnya, tetap memberikan sumbangsih bagi hajat hidup orang banyak. Coba bayangkan jika tidak ada lagi orang yang mau jadi petani, maka darimana kita mendapatkan sumber pangan kebutuhan hidup sehari-hari..?

Salam PALM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar