Rabu, 02 September 2009

OPERASI PASAR

OPERASI PASAR biasa dilakukan menjelang bulan puasa atau menjelang hari raya. Operasi pasar dimaksudkan sebagai bakti sosial bagi masyarakat yang kurang mampu untuk dapat membeli sembilan kebutuhan pokok (sembako) agar dapat terbantu dalam menyiapkan perayaan hari raya. Biasanya dilakukan oleh sekelompok orang yang peduli, organisasi, perusahaan atau pemerintah. Namun ironisnya, terkadang operasi pasar hanya "lips service" yang belum menyentuh objek sasaran yang diharapkan. Hal ini dikarenakan, jangankan untuk membeli sembako murah, untuk membeli makanan sehari-hari saja mereka (fakir miskin) tidak mampu, sebab tidak ada rupiah...

Adalah pemerintah daerah yang punya hajatan setiap tahunnya menggelar operasi pasar murah, melalui instansi yang kompeten mengurusinya. Adalah pengusaha dan perusahaan sebagai produsen (yang diminta untuk partisipasi) yang punya produk untuk bahan penjualan di pasar murah. Dan konsumen adalah fakir miskin yang punya keinginan (tapi tidak punya kemampuan) untuk mendapatkan sembako murah...

Tiga pilar ekonomi pasar, yaitu produsen, konsumen dan pemerintah yang harus sinergis membangun kekuatan ekonomi pasar. Jika salah satu pilar tidak kuat, atau terlalu kuat, maka akan terjadi kondisi pasar yang tidak stabil. Ketidakstabilan pasar pada gilirannya akan berdampak terhadap instabilisasi sosial politik...

Indonesia dengan penduduk yang banyak dan beragam adat-istiadat, tentu merupakan aset yang tak terhingga. Hal tersebut didukung oleh sumberdaya yang melimpah ruah tiada habis, selagi dikelola dengan adil dan bijaksana. Pemerintah sebagai pengelola aset negara republik ini tentu tidak boleh berpangku tangan saja dalam memberdayakan segenap aspek hidup warga negaranya...

Operasi pasar murah mungkin salah satu solusi dalam penciptaan iklim yang kondusif demi stabilitas negara. Banyak lagi solusi lainnya yang harus ditumbuhkembangkan tidak semata hanya temporer dan insidentil, apalagi hanya "lips service"...

Program-program pembangunan pada setiap era rezim kekuasaan di negeri ini (katanya) selalu berpihak kepada rakyat. Namun batasan rakyat yang mana, masih menjadi polemik dan sederetan wacana publik yang tak pernah tuntas dibahas. Pembahasan hal yang sama dengan frame berbeda telah dilakukan pada banyak ruang pertemuan, bahkan sembari makan-makan...

Sementara rakyat, banyak yang masih memikirkan bagaimana dapat makan. Nanti dulu bagaimana membeli bahan makanan. Negeri yang kaya raya ini memang terlihat naif dan angkuh, apalagi terhadap orang tak mampu...

Operasi pasar (sembako) murah hanya pernik kecil yang telah diperbuat oleh komunitas peduli rakyat tak mampu. Apapun dalihnya, bagaimanapun kamuflasenya, dan seperti apapun polanya, setidaknya cukup membantu untuk sekedar "menyenangkan rakyat". Bukankah, fakir miskin dan rakyat terlantar (semestinya memang) dipelihara oleh negara...?

Salam PALM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar