BEBEK adalah jenis unggas peliharaan dan menjadi salah satu sumber pangan hewani yang telah dibudidayakan sejak lama di berbagai belahan dunia, terutama Indonesia. Bebek adalah sebutan jenis itik yang menjadi lazim dan populer di masyarakat kebanyakan di Nusantara. Bebek juga menjadi salah satu menu hidangan yang marketable lantaran mitos dan sugesti khasiat dagingnya yang dapat menambah "kejantanan".
Bebek juga sering menjadi makna multitafsir yang berkonotasi seorang yang lebih piawai menjadi pengikut (member) daripada pemimpin (leader). Lantaran sifat dan prilaku bebek yang suka berjalan berbaris dengan suara ribut tapi seragam, kwek... kwek... Saking menjadi satire, bebek menjadi tokoh kartun yang laris manis dan banyak fans, "Donald Bebek".
Terlepas ungkapan miring yang melekat, bebek menjadi sumber inspirasi bagi banyak kalangan. Hidangan bebek panggang yang menggugah selera makan, atau ungkapan cuek bebek bagi orang yang "tambeng dan ndablek...", sampai slogan "jangan jadi bebek", lantaran "ngoceh" tanpa makna berbobot apalagi saran konstruktif...
Kasihan dengan bebek yang menjadi objek penderita, lagi-lagi nasib apes yang menimpa makhluk bernama "hewan". Sepertinya kita, makhluk bernama "manusia" tidaklah mau dikatakan "bebek". Padahal, sering tanpa kita sadari, atau sangat sadar, bahwa kita sering "membebek...". Misalnya ketika diminta pendapat tentang kebijakan yang dibuat oleh "decision maker", atau diharapkan ide tentang "rencana yang akan dibuat" oleh teamwork... Beragam gaya bahasa, tapi satu suara, setuju...
Jadilah para bebek ada di kandang "parlemen", atau di lapangan umbaran "instansi", atau di tempat bermain "mall", atau hanya nongkrong di kandang bertelur "home". Bahkan di dunia maya virtual, banyak bebek yang copy paste, plagiat dan ekor dari link populer.
Mau jadi bebek, atau peternak bebek, atau pemilik ranch bebek...? Pilihannya ada di kita sendiri. Kwek...kwek...kwek....
Salam PALM
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar